Jumat, 24 Desember 2010

Aku dan hujan

Aku selalu suka hujan. Semua hal tentang hujan. Suaranya, aromanya, gelap mendungnya, juga dingin dan basahnya. Bahkan terkadang, aku malah sengaja cuma berjalan berputar-putar dengan mobilku, hanya untuk merasai dan melihat nuansa Bandung saat hujan. Aku malah menjadi agak resah kalo hujan mulai berhenti, seperti anak kecil yang tahu mainannya akan rusak. Buatku dunia menjadi lain ketika turun hujan, banyak jiwa yang berharap-harap, merenung, ataupun sekedar teringat kilasan masa lalunya. Termasuk aku. 

Harapanku saat hujan adalah ia membawa semangat dan kabar baru dari negeri langit, menghapus dan melarutkan gelisah, melarungkan dan membersihkan luka. Saat turunnya hujanlah yang mampu membuatku lebih mudah untuk mengingat cerita lalu. Memang jika menyangkut sentuhan emosi jiwa, lebih mudah untuk dikenang kembali daripada mati-matian menghapal. 

Jika hujan sudah turun, aku mengemudikan mobil lebih lama dari biasanya, memperhatikan tetesan air dikaca yang tak bosannya menetes walau berkali diseka wiper. Atau jika menggunakan motorpun, sesekali aku sengaja melewati genangan air. Jarang buatku untuk tetap berteduh menunggu hujan reda. Tak ada yang bisa menahanku merasai hujan.